Siaran Pers : Festival Seni Budaya ASEAN 2024 ISBI Bandung

Siaran Pers : Festival Seni Budaya ASEAN 2024 ISBI Bandung

PDF Siaran Pers dapat dilihat di SINI

SIARAN PERS NO 346/IT8.2.KSHM/HM.01.03/2024
INSTITUT SENI BUDAYA INDONESIA (ISBI) BANDUNG

FESTIVAL SENI BUDAYA ASEAN 2024 ISBI BANDUNG

Setelah sukses menggelar Pesta Seni Budaya Asia Tenggara pada bulan Maret tahun 2023 silam, Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung kembali menjadi tuan rumah festival internasional yang bertajuk “Festival Seni Budaya ASEAN 2024” yang digelar dari tangggal 23-25 November 2024 bertempat di Gedung Kesenian Sunan Ambu Kampus ISBI Bandung Jalan Buah Batu No 212, Bandung. Kegiatan ini merupakan kolaborasi dari beberapa negara yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Bangladesh. Festival seni budaya ini menyuguhkan beragam pertunjukan dari seni tari, seni karawitan, seni teater, serta diskusi seni budaya. Pada hari pertama, diawali dengan opening “Tari Rampak Kendang” persembahan ISBI Bandung yang merupakan salah satu karya tari yang dikemas melalui inspirasi alat musik ritmis tradisional yaitu Kendang.

Pada festival ini ISBI Bandung menampilkan 3 karya seni lainnya, yaitu:
1.  Tari “Joged Runggien”, oleh Jurusan Seni Tari (tanggal 23 November 2024)
Sinopsis: Menggambarkan penari Ronggeng yang sedang menghibur para penggembarnya yang terpatri dalam suasana gembira, semangat, dan ceria.
2.  Musik “Tatabeuhan dina Karawitan Sunda” oleh Jurusan Seni Karawitan (tanggal 24 November 2024)
Sinopsis: Tatabeuhan dina karawitan Sunda adalah bermain musik di lingkup Karawitan Sunda. Permainan yang disajikan yaitu pengukapan ekspresi musikal dengan berbagai estetika yang terdapat dalam karawitan Sunda. Aspek musik  karawitan Sunda yang diangkat yakni berkaitan dengan aspek karawitan mandiri dan fungsional. Kedua aspek tersebut merupakan kaidah peting untuk mengungkapkan makna estetik dalam karawitan Sunda.
3.  Monolog “Balada Sumarah” karya Tentrem Lestari, oleh Jurusan Seni Teater ISBI Bandung (tanggal 24 November 2024)
Sinopsis: Menceritakan tentang perjuangan seorang perempuan bernama Sumarah yang harus menghadapi diskriminasi, perlakuan keji, dan ketidakadilan.

Sedangkan dari negara tetangga yang hadir pada festival ini mempersembahan karya unggulan mereka masing-masing, yakni:
1.  Tari Sekolah Seni Malaysia Johor (tanggal 23 November 2024)
–    Tarian Inang ya Maulay
–    Joged Kasih Si Die
2.  Gerak Teater Johor Malaysia (tanggal 24 November 2024)
“Manusia Raja” karya asal oleh Dudok, olahan dan arahan Azmi Senjakala
Sinopsis: Menceritakan sosok Alif, seorang laki-laki yang menghadapi pergolakan hidup akibat pengaruh Hamsa. Hamsa yang selalu membisikkan hasutan jahat, mempengaruhi Alif untuk menetak sahabat baiknya yaitu Shazali setelah mengetahui bahwa kawan baiknya menusuknya dari belakang.
3.  “Edelweiss” Musik Kolaborasi Indonesia dengan Singapura karya Saleh Buang (tanggal 24 November 2024)
Sinopsis: Edelweiss merupakan bunga yang bisa tumbuh hanya di pergunungan. Untuk mendapatkan bunga tersebut, diperlukan perjuangan yang keras. Garapan ini menggambarkan bunga Edelweis. Untuk mendapatkan garapan yang bagus, diperlukan pemikiran yang keras pula.

Pada hari ketiga, diselenggarakan Diskusi dan Workshop kolaborasi 4 Negara yang diikuti oleh mahasiswa Jurusan Seni Tari, Seni Karawitan, Seni Teater, dan Seni Rupa. Materi Seni Tari dan Musik akan disampaikan oleh Saleh Buang (Singapura), materi Seni Rupa oleh Lutfa Mahmuda  (Bangladesh),  sedangkan  materi  seni  Teater  akan dipaparkan  oleh  Dr.  Alfian Siagian (Indonesia), Dr. Andika Aziz dan Bung Kacil (Malaysia).

Pada malam penutupan festival (25/11/2024), para tamu akan disuguhkan dengan Kolaborasi Teater yang berjudul “Haji Bakhil” karya L’Avare oleh Moliere, digubah oleh ST. Iskandar, kemudian diadaptasi oleh Pedro Sarjono, dan diadaptasi kembali oleh Salim Emde Punjabi, yang diolah oleh Persatuan Sanggar Mancasari, Malaysia. Haji Bakhil ini merupakan adaptasi dari komedi klasik L’Avare karya Molière, kemudian tokoh tersebut diadaptasi bernama Haji Zainal. Cerita mengisahkan Haji zainal. Seorang lelaki tua kaya raya namun sangat pelit. Haji zainal begitu terobsesi dengan hartanya sehingga seluruh hidupnya didedikasikan untuk menimbun kekayaan, bahkan rela mengorbankan kebahagiaan keluarganya.

Konflik utama muncul ketika Haji zainal memutuskan untuk menikahi seorang gadis muda bernama Anna (maryam), tanpa menyadari bahwa putranya sendiri nadim (hasan) juga mencintai gadis tersebut. Sementara itu, putrinya Haji Zainal bernama Nisa, ingin menikah dengan kekasihnya bernama Maslan, tetapi Haji Bakhil menolak karena tidak pernikahan anak-anaknya akan membuat pengeluaran biaya, yang tidak disukainya.

Kisah semakin rumit ketika sebuah peti berisi uang emas milik Haji Zainal hilang. Kecurigaannya yang berlebihan membuatnya menuduh semua orang di sekitarnya, termasuk pelayan setianya. Sementara itu, Maslan dan Nisa merencanakan cara untuk melawan keputusan ayah mereka yang keras kepala.

Dengan gaya satir yang jenaka, Haji zainal (bakhil) menggambarkan betapa keserakahan dan obsesi terhadap uang dapat menghancurkan hubungan keluarga dan mengasingkan seseorang dari kebahagiaan sejati. Molière dengan cerdas mengeksplorasi tema keinginan, cinta, dan ironi kehidupan dalam lakon ini, membawa pesan moral yang relevan hingga masa kini.

Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Humas ISBI Bandung
Whatsapp: +62 818-0221-2208
Email: kshm.isbibdg@gmail.com
Website: isbi.ac.id