Angka 55 menjadi angka primadona di ISBI Bandung pada bulan Oktober ini. Sudah 55 tahun Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung berkiprah dalam mengembangkan ilmu seni dan budaya dari tahun 1968 sampai dengan tahun 2023. Usia 55 tahun adalah usia matang bagi sebuah organisasi yang telah berubah dari Kori, ASTI, STSI hingga ISBI Bandung sekarang. Sejarah telah membuktikan bahwa perjuangan demi perjuangan dilalui untuk menjadikan ISBI Bandung seperti sekarang ini. Jasa-jasa para pendahulu yang telah merintis, menjadikan, mengembangkan dan mengokohkan ISBI Bandung merupakan kinerja luar biasa dengan jasa tak terhingga. Tahun ini Dies Natalis ISBI Bandung mengangkat tema “Berdaya dalam Budaya, Berjaya, dan Mendunia”.
Saat ini, setahun kami memimpin ISBI Bandung sesuai dengan misi Rektor untuk berperan aktif dalam pemajuan kebudayaan maka pada tahun ini kami melakukan harmonisasi dengan kemendikbudristek dan PAN RB untuk memperbaharui organisasi dan tata kelola ISBI Bandung,” ucap Rektor ISBI Bandung dalam sambutannya pada Sidang Senat Akademik Terbuka ISBI Bandung dalam rangka Dies Natalis ke-55 Tahun.
Lebih lanjut Rektor ISBI Bandung mengatakan ISBI Bandung telah memulai persiapan perubahan status dari Satuan Kerja (SATKER) menjadi BLU (Badan Layanan Umum) yang diprakarsai oleh Kemendikbudristek dan menguatkan diri ISBI Bandung menjadi Agen Pemajuan Kebudayaan dengan program ISBI Bandung saampar Jabar, sa Nusantara, ngajomantara sebagai implementasi RIP ISBI Bandung tahun 2015-2039. Tagline untuk misi ISBI Bandung menuju BLU adalah menjadi Agen Pemajuan Kebudayaan sehingga fokus tridarma dapat memakai Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK). Di tahun ini ISBI Bandung akan melaksanakan kegiatan Pengembangan dan Pemanfaatan Web ISBI Bandung dengan platform cultural stocks meliputi portal Si Budi, Si Wati Indonesia, Indonesia Keren, Gebyar ISBI dan ensiklopedi pertunjukan Jawa Barat.
Untuk orasi ilmiah Dies Natalis ke-55 ISBI Bandung disampaikan oleh Dr. Mohamad Zaini Alif, S.Sn., M.Ds dengan judul “Objek Pemajuan Kebudayaan Berbasis Permainan Rakyat sebagai Media Penguat Jati Diri Menuju Kemandirian dalam Ekosistem Budaya”. Orasi ini mengupas salah satu OPK, bagaimana permainan tradisional sebagai penguat jati diri bangsa dan menjadi pertahanan ekosistem kebudayaan. Ragam OPK lainnya menjadi rambahan fokus kajian, penelitian, pengabdian, dan pembelajaran untuk ISBI Bandung.
Di momen ini, ISBI Bandung memberikan penghargaan kepada para dosen dan tenaga kependidikan ISBI Bandung yang telah mengabdikan diri untuk ISBI Bandung hingga 30 tahun lebih yang telah dan akan memasuki masa purnabakti pada tahun akhir 2022 hingga tahun 2023 sebanyak 9 orang, yakni:
Tidak hanya itu saja, ISBI Bandung juga mengapresiasi mahasiswa berprestasi baik tingkat Jawa Barat, Nasional maupun Internasional sebanyak 93 orang. Dari 93 mahasiswa berprestasi tersebut, terpilihlah 13 mahasiswa yang menerima plakat ISBI Bandung yakni:
Dies Natalis kali ini juga terbilang unik dan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, dikarenakan dimeriahkan dengan penampilan tari Mojang Priangan dan Degung yang dibawakan oleh para tenaga kependidikan ISBI Bandung yang mengundang decak kagum tamu undangan. Tak hanya itu saja, seperti yang telah kita ketahui, tahun ini ISBI Bandung telah menerima kembali 8 mahasiswa asing yang terdaftar pada program darmasiswa. Mereka pun ikut menyemarakkan acara Dies Natalis ISBI Bandung dengan memberikan pertunjukan tari rampak kendang. Rangkaian acara Sidang Senat Akademik Terbuka ISBI Bandung dalam rangka Dies Natalis ke-55 Tahun ditutup dengan pergelaran nan epik dari Sanggar Edas yang diundang dari Kota Bogor. Sanggar yang dipimpin oleh Bapak Ade Suarsa yang juga alumni jurusan karawitan Angkatan 1998 ISBI Bandung ini mempersembahkan kesenian yang dinamakan “Rungkun Karuhun”.
“Yang saya hadirkan di sini berbagai karya saya yang semua produk berbahan dasar bambu, diantaranya ada Planggir Badong, Boboko Logor, Boboko Ngentet, Tunggul Kawung dan diiringi oleh alat musik yang juga berbahan bambu bernama Sekar Gambang Katungan. Saya satukan semuanya dalam sebuah kemasan kesenian Rungkun Karuhun,” jelas Pak Ade.
Ia juga mengungkapkan kebahagiaan luar biasa yang ia dirasakan siang itu karena dapat memberikan persembahan karya orisinilnya didepan pimpinan, dosen dan sivitas akademika ISBI Bandung serta mendapatkan apresiasi dari mereka. Ia berharap ISBI Bandung makin sukses dan terus melahirkan insan seni budaya yang potensial dan dapat memberikan kontribusi dalam membangun negara Indonesia.
Kesenian dari sanggar Pak Ade ini telah menerima banyak undangan dari berbagai tempat, salah satunya ialah Istana Bogor. Mereka diminta untuk memberikan berbagai pertunjukan menyambut tamu negara, termasuk kesenian Rungkun Karuhun ini.
Adapun rangkaian Dies Natalis ini dimulai sejak tanggal 05 Oktober 2023 yakni Seminar Nasional dengan tema: Kreativitas dan Transformasi Seni Budaya dalam Lansekap Digital Masa depan, Festival Budaya Nusantara, Pameran Seni Rupa, Buah Batu Arts Festival, dan Bakti Kampus di Cikamuning.
“Berdaya Dalam Budaya, Berjaya dan Mendunia”
Berdaya Menuju Kemandirian Badan Layanan Umum (BLU) Digjaya Ngajomantara
Salam Seni dan Budaya!!
#ISBIBandung #WisudaISBIBandung2023
#CentreofCreativityBasedonEmpoweringCulturalZone
#KampusMerdeka #MerdekaBelajar