
Musik tidak hanya terdengar, tapi juga mampu menggerakkan perasaan dan memperkuat cerita. Pesan inilah yang mengalun hangat dalam Workshop Musik Ilustrasi bertajuk “Sound in Motion, Stirring Emotion” yang digelar oleh Program Studi D4 Angklung dan Musik Bambu, Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, pada Selasa, 7 Oktober 2025, di Gedung Rektorat Lantai 4, Kampus ISBI Bandung. Workshop ini menghadirkan dua praktisi yang telah lama berkecimpung di industri musik dan perfilman, yaitu Tya Subiakto dan Andrew Saputro. Mereka membagikan pengalamannya sekaligus menjelaskan teori dasar musik ilustrasi serta proses produksinya, mulai dari perancangan ide hingga tahap akhir audio.


Kedua narasumber mempraktekkan secara langsung proses penciptaan musik film bersama mahasiswa, menunjukkan bagaimana komposisi musik dapat mengubah suasana dan makna dalam sebuah adegan. Melalui demonstrasi tersebut, peserta diajak memahami bahwa musik memiliki kekuatan besar sebagai medium yang tidak hanya mengiringi visual, tetapi juga menggugah emosi, memperkuat pesan, dan menghadirkan pengalaman estetis yang mendalam bagi pendengarnya.

Suasana workshop pun terasa hidup dengan antusiasme peserta dari berbagai kalangan. Mulai dari mahasiswa Prodi Angklung dan Musik Bambu, Prodi Televisi dan Film, hingga tamu undangan dan masyarakat umum. Dengan interaksi yang hangat, keduanya menjadikan sesi ini bukan sekadar berbagi pengalaman di industri kreatif, tetapi juga ruang inspiratif untuk melihat peran musik sebagai jembatan antara cerita dan perasaan penonton.

Menurut Dr. Hinhin Agung Daryana, M.Sn., Ketua Prodi D4 Angklung dan Musik Bambu, kegiatan ini menjadi ruang pembelajaran yang membuka wawasan mahasiswa terhadap peluang di industri musik, khususnya dalam bidang musik film. “Melalui workshop ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami cara menciptakan musik yang tidak hanya indah didengar, tetapi juga memiliki fungsi emosional dan sinematik,” ujarnya.

Sementara itu, Denhaz Nurul Hakim, M.Pd., selaku Ketua Pelaksana, menambahkan bahwa kegiatan ini sekaligus menjadi bagian dari persiapan Prodi Musik Bambu menuju Asian Cultural Echos: International Bamboo Music Conference yang akan digelar pada November mendatang. “Kami senang melihat antusiasme peserta. Semoga workshop ini memberi dampak positif dan menumbuhkan semangat berkarya di bidang musik ilustrasi,” ungkapnya.

Kegiatan ditutup dengan sesi tanya jawab dan apresiasi dari para peserta, banyak diantaranya merasa terinspirasi untuk mengeksplorasi penggabungan musik dengan media visual. Workshop ini lebih dari sekadar pertemuan akademik tetapi juga menjadi ruang bertemunya pengalaman, ide, dan semangat berkarya, serta menunjukkan bahwa musik bukan sekadar suara, tetapi medium ekspresi yang mampu menyentuh emosi dan memperkuat narasi visual.


Salam Seni dan Budaya!