Nuansa pelestarian seni kembali menggema di kampus Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung. Program Studi Tari Sunda, Fakultas Seni Pertunjukan, mempersembahkan Pasanggiri Tari Tradisional Sunda bertajuk “Ngibing Sunda Sarewu Aksi Ngarumat Tari Tradisi jeung Mekarkeunana”. Pasanggiri ini digelar pada Sabtu 27 September 2025 di Gedung Kesenian Sunan Ambu ISBI Bandung.
Pelaksanaan Pasanggiri ini menjadi wujud nyata upaya ISBI Bandung, khususnya Program Studi Tari Sunda, dalam menghidupkan kembali semangat dan euforia tari klasik Sunda yang kini mulai jarang ditampilkan. Kegiatan ini juga menjadi sarana untuk menumbuhkan apresiasi terhadap kekayaan seni tradisi agar tetap hidup dan berkembang di kalangan generasi muda.
Ketua Pelaksana, Asep Jatnika, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini diharapkan dapat menjadi momentum bagi generasi muda untuk mencintai dan melestarikan seni tradisi. Meski diakui masih ada kekurangan dalam pelaksanaan, kegiatan ini menjadi pengalaman berharga untuk penyelenggaraan berikutnya.
“Kegiatan ini bukan sekedar ajang perlombaan, melainkan sebagai bentuk upaya pelestarian seni tari sunda. Melalui panggung ini, harapan kami semoga bisa mewadahi para pejuang seni yang terus semangat untuk ngamumule atau melestarikan tari tradisional sunda, ” ujarnya.
Kompetisi ini diikuti oleh 52 peserta dari berbagai daerah di Jawa Barat, di antaranya Sumedang, Majalengka, Bogor, Bekasi, Sukabumi, Ciamis, dan Kota Bandung. Peserta terbagi dalam beberapa kategori, yaitu Tunggal SMP (15 peserta), Rampak SMP (7 peserta), Tunggal SMA (10 peserta), Rampak SMA (9 peserta), Tunggal Umum (7 peserta), dan Rampak Umum (4 peserta).
Jenis tari yang dilombakan tidak dibatasi pada satu bentuk tertentu, selama masih termasuk dalam kategori tari klasik Sunda. Karya seperti Tari Topeng Cirebon, Tari Topeng Priangan, maupun karya cipta klasik lainnya dapat ditampilkan dalam ajang ini. Kegiatan berlangsung selama satu hari penuh, mulai pukul 08.00 hingga 20.00 WIB, dengan urutan tampil peserta dari kategori SMP, SMA, hingga umum.
Penilaian dilakukan oleh dewan juri yang terdiri dari dosen ISBI Bandung serta dosen tamu dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Mereka menilai berdasarkan aspek teknik, ekspresi, penghayatan, dan penampilan keseluruhan. Suasana kompetisi berlangsung hangat dan penuh semangat kebersamaan antar penari.
Ajang ini menjadi ruang bagi lahirnya generasi penerus yang siap menjaga denyut kehidupan tari klasik Sunda agar tetap menari di hati masyarakat Jawa Barat. Nilai-nilai tradisi dan keindahan gerak tari diharapkan dapat terus diwariskan kepada generasi muda. Lebih dari sekadar perlombaan, Pasanggiri Tari Tradisional Sunda 2025 menjadi manifestasi komitmen ISBI Bandung dalam merawat dan mengembangkan seni budaya daerah.
Salam Seni dan Budaya!
ISBI Bandung
Centre of Creativity